Nabi Muhammad saw dilahirkan di Makkah, kira-kira 200 M
dari Masjidil Haram, pada senin menjelang terbitnya fajar 12 Rabi’ul
Awal tahun Gajah bertepatan dengan 20 April 571 M. Dinamakan tahun Gajah
karena pada waktu itu bala tentara Abrahah dari Yaman menyerang Ka’bah
dengan maksud akan meruntuhkannya. Mereka datang dengan mengendarai
Gajah. Namun penyerangan itu gagal total karena Allah mengirim burung
Ababil yang menjatuhkan batu-batu dari neraka kepada mereka. Seperti yg
diceritakan Allah swt pada surat Al Fiil.
Menurut pendapat yang masyhur, Nabi Muhammad saw lahir
50 hari setelah peristiwa itu, demikian Ibnu Ishak. Ada pula pendapat
yang menyatakan 30 hari, 40 hari dan 55 hari. Tanggalnya pun terjadi
perbedaan pada ahli sejarah. Ada yang mengatakan 2, 8, 9, 13,17 dan 18
Rabi’ul Awal. Namun penduduk Makkah sependapat tanggal 12 Rabi’ul Awal,
karena mereka dahulu kala mengadakan ziarah ke tempat itu pada tiap
tanggal tersebut.
Adapun saat kelahiran Beliau itu menurut yang masyhur
menjelang terbit fajar, pada waktu saat doa dimakbulkan Allah.
Dilahirkannya Nabi Muhammad saw pada bulan Rabi’ul Awal, musimnya bunga
berkembang adalah merupakan isyarat bahwa ajaran yang dibawanya akan
berkembang di seluruh dunia.
Mengenai silsilah keturunan Nabi Muhammad saw adalah
sebagai berikut : Muhammad bin Abdullah (lahir 545 M) bin Abdul Muthalib
(497 M) bin Hasyim (464 M) bin Abdul Manaf (430 M) bin Qushai (400 M)
bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihir bin Malik
bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar
bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan dan seterusnya berselisih pendapat ahli
sejarah sampai anak Syits dan Adam.
Ayah Nabi Muhammad saw, Abdullah meninggal dalam
perjalanan pulang. Sehabis berniaga dari Syam lalu ia singgah di
Madinah, kemudian jatuh sakit dan tiada lama meninggal dunia dan
dimakamkan di situ. Pada saat itu Nabi saw masih di dalam kandungan.
Sejak dalam kandungan telah nampak tanda-tanda
kebesaran Nabi Muhammad saw, tatkala Nur Muhammad masuk ke dalam rahim
ibundanya, Aminah. Allah memerintahkan kepada Malaikat membuka pintu
surga Firdaus dan memberitahukannyaa kepada semua penghuni langit dan
bumi. Tanah-tanah yang tadinya kering menjadi subur, pohon-pohon kayu
berdaun rimbun dan berbuah lebat, angin berhembus sepoi-sepoi basa,
binatang-binatang di darat dan di laut ramai gembira
memperbincangkannya.
Menurut keterangan Aminah, ketika kandungannya genap 6
bulan datanglah seorang tidak dikenal pada suatu malam seraya mengatakan
“Hai Aminah, sesungguhnya anda mengandung seorang pemimpin besar,
apabila lahir kelak, namakanlah dia dengan Muhammad !”
“Waktu itu aku sendirian dalam kamar sedangkan Abdul
Muthalib thawaf keliling Ka’bah. Menjelang kelahiran Muhammad, kudengar
suara gemuruh gegap gempita dan bersamaan dengan itu kulihat seekor
burung menyapu-nyapukan sayapnya ke hatiku, maka hilanglah ketakutanku.
Aku berpaling, tiba-tiba tampak di hadapanku semangkuk minuman berwarna
putih, lantas aku meminumnya. Serentak dengan itu kulihat cahaya
memancar sampai ke lagit, kemudian muncul wanita-wanita setinggi pohon
kurma, seolah-olah putri dari Abdul Manaf, mereka langsung memegangku.
Dalam keadaan gugup dan tercengang, aku bertanya tentang perihal mereka.
Mereka menjawab bahwa mereka adalah Asiah istri Fir’aun yang beriman,
Maryam anak Imran dan bidadari dari surga.
Kemudian beberapa laki-laki tegak berdiri di angkasa
memegang beberapa cerek dari perak dan beberapa ekor burung yang
paruhnya dari permata zamrud dan sayap-sayapnya dari permata ya’kut
memenuhi kamarku.
Allah membukakan pemandanganku, maka kulihat belahan
bumi dari timur ke barat, 3 buah bendera berkibar, 1 di timur, 1 di
barat dan 1 lagi dibelakang Ka’bah. Sejurus kemudian aku pun melahirkan
Muhammad dengan dirawat bidan-bidang dari surga tadi. Kulihat Muhammad
sujud ke lantai lalu mengangkat jari-jari tangannya ke langit. Sesudah
itu kudengar suara gaib yang menyatakan, “Bawa dia keliling bumi dari
timur ke barat dan masukkan ke dalam laut, supaya semua makhluk
mengenalnya.” Kemudian suara gaib itupun hilang. Pada malam kelahiran
Nabi Muhammad saw, memancarlah sinar dari Aminah sampai ke negeri Syam
(Syiria) sebagai isyarat pada suatu waktu kelak Nabi Muhammad saw akan
berkunjung ke sana.
Nabi Muhammad saw lahir tidak seperti manusia lainnya
yaitu keluar dari kemaluan ibunya, tapi perut ibunya membelah lalu
keluarlah cahaya dari dalam perut ibunya yang begitu terang lalu
terlihat Nabi saw dalam keadaan bersujud. Menurut riwayat lain, Nabi
Muhammad saw lahir dengan meletakkan dua tangannya di lantai,
mengangkatkan kepalanya ke langit sebagai pertanda ketinggian
martabatnya dari semua makhluk. Beliau lahir dalam keadaan bersih, sudah
berkhitan, sudah terpotong tali pusarnya, wangi, bercelak mata dengan
kodrat Allah swt. Menurut sebagian ahli sejarah, Beliau dikhitan oleh
Abdul Muthalib sesudah berusia 7 hari dalam suatu upacara jamuan dan
sekaligus menamakannya dengan “Muhammad”.
Serentak dengan kelahiran Nabi Muhammad saw, singgasana
Kaisar di Madain runtuh, api sembahan orang Majusi di Persia yang sejak
1000 tahun menyala, menjadi padam. Menurut riwayat lainnnya juga,
ketika kelahiran Nabi saw, berhala-berhala disekitar Ka’bah jatuh lalu
bersujud karena kelahiran Nabi saw
Pertumbuhan badannya begitu cepat. Umur 3 bulan dapat
berdiri, umur 5 bulan dapat berjalan, umur 9 bulan telah cukup kuat dan
berbicara lancar. Beberapa hari Beliau menyusu kepada Ibunya, kemudian
disusukan oleh Tsuwaibatul-Aslamiah, budak Abu Lahab yang
dimerdekakannya setelah mendengar Nabi Muhammad saw lahir. Tsuwaibah
selain menyusukan Nabi saw, juga menyusukan anaknya, menyusukan Abu
Salamah dan sebelum itu menyusukan Hamzah, paman Nabi saw.
Kemudian Nabi sawa disusukan Halimah binti Abi Zuaib
As-Sa’diah, di desa Bani Sa’ad. Beliau diasuh oleh putrinya yang bernama
Syiama. Setelah 2 tahun menghirup udara desa, Beliau dikembalikan
kepada ibunya, kemudian dibawa ke desa kembali, bergaul dengan penduduk
selama 5 tahun. Selama menyusukan Nabi saw, Halimah mendapat berkah,
ternaknya subur berkembang biak, air susunya banyak dan rezekinya
lapang.
Sebelum berusia 3 tahun dadanya dibedah oleh Malaikat
Jibril dan ketika berusia 6 tahun, ibunya Aminah meninggal dunia di
Abwa’, Madinah ketika berziarah ke makam ayahandanya Nabi saw bersama
Nabi saw. Maka jadilah Beliau saw yatim piatu, lalu Beliau saw diasuh
oleh kakeknya, setelah kakeknya meninggal Beliau saw diasuh oleh
pamannya, Abu Thalib.
Allahumma Sholli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala alih Sayyidina Muhammad
0 komentar:
Posting Komentar