sejarah masuknya Islam ke indonesia

Seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduknya merupakan penganut agama Islam. Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan pemerintah pada tahun 2010, jumlah umat Islam di Indonesia yaitu lebih dari 200 juta orang. Tentu kita sebagai orang Indonesia yang beragama Islam harus tau mengenai sejarah masuknya agama Islam di Indonesia. Oleh sebab itu, penulis pada kesempatan kali ini akan mengulas mengenai Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia.

Sejarah Singkat Nabi Muhammad Dari Lahir Hingga Wafat

Sejarah Singkat Nabi Muhammad SAW Terlengkap – tidak akan selesai tertuang dalam jutaan bahkan miliaran untuk mengingat dan menguraikan sejarahnya Nabiyullah Muhammad SAW dari awal hingga akhir hayatnya. Tetapi untuk waktu kali ini, satujam hanya menguraikan sedikit saja sejarah singkat nabi Muhammad SAW.

Abu Bakar

Abu Bakar termasuk di antara mereka yang paling awal memeluk Islam. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Abu Bakar menjadi khalifahIslam yang pertama pada tahun 632 hingga tahun 634 M. Lahir dengan nama Abdullah bin Abi Quhafah, ia adalah satu di antara empat khalifah yang diberi gelar Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang diberi petunjuk.

Umar bin Khattab

Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar bin Khattab (581 – November 644) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad S.A.W yang juga adalah khalifah kedua Islam (634-644). Umar juga merupakan satu di antara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai Khalifah yang diberi petunjuk (Khulafaur Rasyidin). Ia memiliki panggilan (kuniyyah) Abu Hafshoh.

Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib adalah orang yang paling awal memeluk agama Islam (assabiqunal awwalun), sepupu Rasullullah Saw., dan juga khalifah terakhir dalam kekhalifahan Kulafaur Rasyidin menurut pandangan Sunni. Namun bagi Islam Syiah, Ali adalah khalifah pertama dan juga imam pertama dari 12 imam Syiah.

Senin, 16 April 2018

Kisah Lengkap Abu Bakar ash-Shiddiq Sang Khulafaur Rasyidin

Abu Bakar termasuk di antara mereka yang paling awal memeluk Islam. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, Abu Bakar menjadi khalifahIslam yang pertama pada tahun 632 hingga tahun 634 M. Lahir dengan nama Abdullah bin Abi Quhafah, ia adalah satu di antara empat khalifah yang diberi gelar Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang diberi petunjuk.
imageNama lengkap Abu Bakar adalah ‘Abdullah bin ‘Utsman bin Amir bi Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Tayyim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Quraisy. Bertemu nasabnya dengan nabi pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai, dan ibu dari abu Bakar adalah Ummu al-Khair salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah Bani Taim.
Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad. Nama yang sebenarnya adalah Abdul Ka’bah (artinya ‘hamba Ka’bah’), yang kemudian diubah oleh Muhammad menjadi Abdullah (artinya ‘hamba Allah’). Muhammad memberinya gelar Ash-Shiddiq (artinya ‘yang berkata benar’) setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi’raj yang diceritakan oleh Muhammad kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan nama “Abu Bakar ash-Shiddiq”.
Abu Bakar ash-Shiddiq dilahirkan di kota Mekah dari keturunan Bani Tamim , sub-suku bangsa Quraisy. Beberapa sejarawan Islam mencatat ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar, serta dipercaya sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi.
Masa bersama Nabi
Ketika Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, ia pindah dan hidup bersama Abu Bakar. Saat itu Muhammad menjadi tetangga Abu Bakar. Sejak saat itu mereka berkenalan satu sama lainnya. Mereka berdua berusia sama, pedagang dan ahli berdagang.
Memeluk Islam
Dalam kitab Hayatussahabah, bab Dakwah Muhammad kepada perorangan, dituliskan bahwa Abu bakar masuk Islam setelah diajak oleh nabi.[2]Abubakar kemudian mendakwahkan ajaran Islam kepada Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah,Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqas dan beberapa tokoh penting dalam Islam lainnya.
Istrinya Qutaylah binti Abdul Uzza tidak menerimaIslam sebagai agama sehingga Abu Bakar menceraikannya. Istrinya yang lain, Ummu Ruman, menjadi Muslimah. Juga semua anaknya kecuali ‘Abd Rahman bin Abu Bakar, sehingga ia dan ‘Abd Rahman berpisah.
Penyiksaan oleh Quraisy
  • Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan.
  • Ketika peristiwa Hijrah, saat Nabi Muhammad pindah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar juga terikat dengan Nabi Muhammad secara kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah.
  • Selama masa sakit Rasulullah saat menjelang wafat, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadiimam salat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Bahkan ‘pun setelah Nabi SAW telah meninggal dunia, Abu Bakar Ash-Shiddiq dianggap sebagai sahabat Nabi yang paling tabah menghadapi meninggalnya Nabi SAW ini. Segera setelah kematiannya, dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirindi Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam ataukhalifah Islam pada tahun 632 M.
  • Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan. Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah adalah subyek kontroversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syi’ah. Di satu sisi kaum Syi’ah percaya bahwa seharusnyaAli bin Abi Thalib (menantu nabi Muhammad) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah sendiri, sementara kaum sunni berpendapat bahwa Rasulullah menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa Muhammad mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin. Sementara muslim syi’ah berpendapat bahwa nabi dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan, minum, tidur, dan lain-lain, tidak pernah meninggal umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terahir. Banyak hadits yang menjadi Referensi dari kaum Sunni maupun Syi’ah tentang siapa khalifah sepeninggal rasulullah, serta jumlah pemimpin Islam yang dua belas. Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (berbai’at) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Usman bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum syi’ah menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma, mengingat ia berbaiat setelah sepeninggal Fatimah istrinya yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.
Perang Ridda
  • Segera setelah suksesi Abu Bakar, beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas komunitas dan negara Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz danNejed membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa di antaranya menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama perang Riddah. Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi “Ibnu Habib al-Hanafi” yang lebih dikenal dengan nama Musailamah al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad. Pasukan Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid. Sedangkan Musailamah sendiri terbunuh di tangan Al Wahsyi, seorang mantan budak yang dibebaskan oleh Hindunistri Abu Sufyan karena telah berhasil membunuhHamzah Singa Allah dalam Perang Uhud. Al Wahsyi kemudian bertaubat dan memeluk Islam serta mengakui kesalahannya atas pembunuhan terhadap Hamzah. Al Wahsyi pernah berkata, “Dahulu aku membunuh seorang yang sangat dicintai Rasulullah (Hamzah) dan kini aku telah membunuh orang yang sangat dibenci rasulullah (yaitu nabi palsu Musailamah al-Kazab).”
  • Setelah menstabilkan keadaan internal dan secara penuh menguasai Arab, Abu Bakar memerintahkan para jenderal Islam melawan kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Sassanid. Khalid bin Walid menaklukkan Irak dengan mudah sementara ekspedisi ke Suriah juga meraih sukses.
Pelestatian Qur’an
Abu Bakar juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur’an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah al-kadzab dalam perang Riddah, banyak para penghafal Al Qur’an yang ikut tewas dalam pertempuran. Umar lantas meminta Abu Bakar untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur’an. oleh sebuah tim yang diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit, mulailah dikumpulkan lembaran-lembaran al-Qur’an dari para penghafal al-Qur’an dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya,setelah lengkap penulisan ini maka kemudian disimpan oleh Abu Bakar. setelah Abu Bakar meninggal maka disimpan oleh Umar bin Khaththab dan kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad. Kemudian pada masa pemerintahan Usman bin Affankoleksi ini menjadi dasar penulisan teks al-Qur’an yang dikenal saat ini.
Kematian
  • Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah karena sakit yang dideritanya pada usia 61 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah di dekat Masjid Nabawi, di samping makam Nabi Muhammad SAW.
  • Karomah Abu Bakr As-Siddiq Fakhrur Razi, tatkala menafsirkan Surat AI¬Kahfi banyak menceritakan tentang karomah para sahabat Nabi termasuk di dalamnya karomah Abu Bakr As-Siddiq. Diceritakan bahwa saat mayat Abu Bakr dibawa dan mendekati pintu makam Rasulullah, para pengusung mengucapkan salam, “Assalammu’alaika ya Rasulullah, ini Abu Bakr sedang di luar pintu”. Tanpa diduga pintu makam langsung terbuka dan terdengar suara, “Masuklah orang yang dicintai kepada orang yang mencintainya” Menurut Imam Taj Al-Subki, Abu Bakr memiliki 2 macam keramat. Pertama, mengetahui penyakit yang dialaminya membawa kematian dan mengetahui bayi yang ada didalam kandungan isterinya adalah bayi perempuan.

Kisah Nabi Hud Lengkap



NABI HUD ALAIHISSALAM
Kisah Nabi Hud Lengkap
                Tersebutlah sebuah kaum bernama Kaum ‘Ad. Kaum ini adalah salah satu contoh kaum yang melupakan Allah. Syaitan yang terkutuk telah menyesatkan hati dan pikiran Kaum ‘Ad ini. Adik-adik harus berhati-hati dengan syaitan. Bisikannya yang menghasut, bujukannya yang sesat dan menjerumuskan jangan sampai melemahkan iman kita kepada Allah.
                Kaum ‘Ad sepeninggal generasi Nabi Nuh Alaihissalam ini telah sesat. Mereka sungguh kurang menyadari bahwa segala sesuatu itu adalah anugerah Allah. Allah memberi kelebihan kepada mereka berupa bentuk badan dan perawakan yang besar dan kuat. Semua itu, sedikit dari nikmat yang diberikan Allah belum yang lain-lainnya. Tapi kesesatan mereka sudah parah dan juga tidak tahu bersyukur.
                Kaum ‘Ad menganggap bahwa pemberian yang mereka terima datang dari patung-patung yang biasa mereka sembah. Mereka berbuat begitu karena ikut-ikutan saja. Mereka beralasan bahwa bapak-bapak mereka sebelumnya juga terbiasa melakukan hal itu.
                Di tengah-tengah manusia-manusia sesat itu, Allah mengutus seorang hamba pilihan bernama Hud. Dia diangkat Allah sebagai nabi. Nabi Hud Alaihissalam adalah salah seorang anak-anak keturunan ‘Ad. Sedang ‘Ad adalah anak-anak keturunan dan putra Nabi Nuh Alaihissalam bernama Syam. Nabí Hud Alaihissalam menjadi penerus risalah dan bertindak pula sebagai pemberi peringatan bahwa hanya Allah saja yang harus disembah. Nabí Hud Alaihissalam mendatangi kaumnya, menyeru dan mengajak mereka untuk menaati Allah.
                Kaum ‘Ad menganggap remeh saja perkataan Nabi Hud. Sebagian Kaum ‘Ad yang sesat itu terdiri dari pemimpin-pemimpin di dalam kaum tersebut. Oleh karena itu mereka meremehkan seruan Nabi Hud untuk menyembah hanya kepada Allah. Berhala adalah tuhan mereka. Pemimpin-pemimpin Kaum ‘Ad ¡tu menganggap bahwa kenikmatan yang mereka peroleh berasal dan berhala yang mereka sembah.
                Nabi Hud Alaihissalam mendapat penolakan dari kaumnya. Syaitan telah membuat mereka melupakan Allah dan mengagungkan berhala. Bukankah patung-patung yang mereka sembah itu adalah buatan mereka sendiri? Bagaimana mungkin berhala buatan mereka sendiri bisa menjadi tuhan yang dapat memberikan segala kenikmatan? Sedang Allah adalah Tuhan yang mampu menciptakan bumi dan langit serta isinya. Maka sungguh hanya Allah-lah yang wajib diimani dan ditaati.
                Nabi Hud Alaihissalam terus berdakwah. Walaupun pengikutnya hanya sedikit, Nabi Hud tidak putus asa untuk menyampaikan kebenaran. Kaum ‘Ad tetap tidak mempercayai ajaran Nabi Hud Alaihissalam. Mereka tetap menganggap berhala adalah Tuhan mereka.
                Seruan dan ajakan Nabi Hud Alaihissalam benar-benar tidak mereka hiraukan. Tidak sedikit pun mereka ingin pergi meninggalkan berhala yang menjadi tuhan-tuhan mereka. Mereka justru menantang agar Allah menimpakan azab jika Nabi Hud benar utusan Allah. Jangan ditiru ya Adik-adik. Perkataan Kaum ‘Ad itu sama dengan melawan Allah. Perbuatan melawan Allah adalah perbuatan durhaka. Maka Allah mendatangkan azab. Sesungguhnya ancaman Allah pasti datang tanpa mereka minta karena kesesatan Kaum ‘Ad tidak terampunkan lagi.
                NabiHud Alaihissalam bersama pengikutnya meyakini bahwa Allah murka kepada Kaum ‘Ad. Akhirnya ancaman-Nya itu datang. Allah membuat kehidupan Kaum ‘Ad serba susah. Tanah pertanian menjadi kering, sumber mata air mereka tidak lagi mengalir, peternakan mereka tak terurus lagi, sedang hidup mereka sendiri juga susah.
                Dalam keadaan seperti itu, mereka masih mengharap berhala mereka datang menolong. Suatu ketika serombongan awan-awan di langit menggantung. Mereka terasa sangat senang. Mereka pikir hujan akan segera turun dan mengakhiri kesusahan mereka. Namun Allah menunjukkan kebesaran-Nya. Awan-awan itu bukan datang membawa hujan tapi membawa azab bagi Kaum ‘Ad. Keluarlah dari gumpalan awan tersebut angin dahsyat yang sangat panas dan hebat.
                Kaum ‘Ad terperangah, bukan hujan yang datang kepada mereka tapi tiupan angin yang kencang lagi membinasakan. Lenyaplah semua Kaum Ad yang sesat dan durhaka itu. Mereka telah mendapat azab dari Allah hingga yang tersisa hanyalah bangunan-bangunan mereka saja.
                Sedang Nabi Hud Alaihissalam dan pengikutnya semua selamat, semakin bertambahlah keimanan mereka kepada Allah. Mereka berlalu dari tempat tersebut dan membangun kehidupan baru yang penuh ketaatan kepada Allah.
Hikmah Nabi Hud Alaihissalam :
  1. Segala kenikmatan adalah pemberian dari Allah, mengingkari dan menyekutukan-Nya akan mendatangkan azab.
  2. Meyakini sungguh-sungguh bahwa bertakwa dan beriman kepada Allah adalah ajaran yang lurus.
  3. Tidak meyakini berhala atau patung-patung sebagai Tuhan, semua itu hanya buatatan manusia saja
Kisah Nabi Hud Alaihissalam di dalam Mushaf al-Qur’an terdapat pada:
(aI-A’raaf: 65-72), (Fushshilat: 15-17), (Huud: 50-60),(asy-Syu’araa’: 123-139), (al-Ahqaaf: 21-28), (aI-Haqqah: 6-8).

Kisah Nabi Sholeh Lengkap

NABI SHOLEH ALAIHISSALAM

Kisah Nabi Sholeh dan Kaum Tsamud Lengkap


Allah memerintahkan Nabi Sholeh Alaihissalam berdakwah kepada kaumnya yakni Kaum Tsamud. Nabi Sholeh Alaihissalam secara silsilah termasuk anak-anak dari jalur keturunan Tsamud, sedang Tsamud adalah anak-anak keturunan Syam. Jadi Nabi Sholeh Alaihissalam juga termasuk keturunan dan Nabi Nuh Alaihissalam.

            Kaum Tsamud termasuk kaum yang memperoleh kenikmatan yang melimpah. Kehidupan mereka penuh kesenangan. Mereka memiliki kebun-kebun dan mata air yang menyuburkan tanam-tanaman dan pohon-pohon kurma mereka. Mereka pun mampu mendirikan bangunan besar dan memahat gunung-gunung untuk dijadikan tempat tinggal. Semua kenikmatan itu mereka anggap seolah dapat membuat mereka hidup kekal selamanya bersama anak-anak mereka.

            Saat itu, kaum Tsamud dan pemuka-pemuka mereka masih mempertahankan cara-cara menyembah selain Allah. Nabi Sholeh Alaihissalam datang kepada mereka untuk menyampaikan ajaran tauhid yaitu menyembah hanya kepada Allah. Nabi Sholeh menyampaikan bahwa Allah adalah Tuhan yang sesungguhnya memberikan segala kenikmatan hidup selama ini.

            Pemuka-pemuka Kaum Tsamud menganggap Nabi Sholeh Alaihissalam tentu telah kena sihir sehingga mengucapkan hal-hal yang ngawur dan tidak berguna. Orang-orang Kaum Tsamud itu lantas menduga-duga, mungkin Nabi Sholeh menghendaki sebuah kedudukan atau jabatan sebagai imbalan dakwahnya. Nabi Sholeh Alaihissalam meluruskan segala sangkaan itu, semata-mata yang dilakukannya karena amanah yang diterima dari Allah.

            Adik-adik, orang-orang Kaum Tsamud ingin Nabi Sholeh Alaihissalam membuktikan kalau memang beliau adalah utusan Allah. Permintaan Kaum Tsamud dituruti oleh Nabi Sholeh Alaihissalam. Beliau memohon kepada Allah untuk mendatangkan mukjizat sebagai tanda kenabian beliau. Allah kemudian memberikan mukjizat berupa seekor unta betina yang muncul dari dalam sebuah batu besar. Nabi Sholeh Alaihissalam memperingatkan kepada kaumnya agar unta tersebut jangan diusik dan jangan diganggu, unta tersebut harus dibiarkan sebab bila ada yang melanggarnya maka kemurkaan Allah akan datang.

            Sejak adanya unta itu, bertambahlah orang yang bertakwa dan beriman kepada Allah. Hal ini membuat pemuka-pemuka Kaum Tsamud tidak senang. Walau bukti kebenaran Nabi Sholeh telah nyata,tetapi mereka tetap tidak mau beriman.

            Mereka kemudian berunding untuk melenyapkan unta tersebut. Adik-adik, orang-orang Kaum Tsamud yang berunding itu benar-benar telah tertutup mata hati mereka. Allah sudah tunjukkan kebenaran-Nya, mukjizat sudah sangat jelas nyata tapi keimanan tidak juga merasuki. Mereka kemudian mengutus orang untuk membunuh unta tersebut.

            Setelah unta tersebut terbunuh, para pemuka kaum Tsamud pun mendatangi Nabi Sholeh Alaihissalam. mereka mengatakan bahwa merekalah yang mendalangi pembunuhan unta tersebut. Mereka menantang Nabí Sholeh untuk menunjukkan azab yang diancamkan Allah. Nabi Sholeh Alaihissalam memperingat-kan janganlah menyia-nyiakan waktu tiga hari yang akan datang karena setelahnya azab Allah pasti akan turun.

            Ancaman itu kemudian menimpa Kaum Tsamud. setelah tiga hari, orang-orang durhaka itu diguncang gempa hebat, bumi mengamuk dan membuat semua porak-poranda. Orang-orang Kaum Tsamud itu tidak ada yang tersisa sama sekali. Petir yang menggelegar membinasakan semua orang-orang yang tidak mau beriman itu.

Hikmah Kisah Nabi Sholeh Alaihissalam :
  1. Segala kenikmatan datangnya dari Allah.
  2. Menyembah hanya kepada Allah Yang Maha Pencipta bukan yang kepada Tuhan yang lain.
  3. Mukjizat Allah diberikan kepada Nabí Sholeh Alaihissalam berupa seekor unta betina, dan itu adalah bukti kebenaran dari Allah yang sangat nyata.
  4. Azab pasti turun namun Kaum Tsamud mengingkari walau kebenaran telah nyata datang berupa mukjizat.

Kisah NabíSholeh Alaihissalam di dalam Mushaf al-Qur’an terdapat pada:
(Huud: 61-68), (al-A’raaf: 73-79), (al-lsraa’: 59), (asy-Syu’araa’: 141-159), (an-Naml:45-53), (adz-Dzaariyat: 43-45), (al-Qomar: 23-31), asy-Syams: 11-15).

Kisah Nabi Nuh Lengkap

NABI NUH ALAIHISSALAM
Kisah Nabi Nuh Lengkap | Kapal Nabi Nuh
                Nuh merupakan keturunan ke-9 Nabi Adam Alaihissalam. Kaum Nuh yang ada saat itu sudah sangat jauh menyimpang dari jalan Allah. Mereka mendustakan nikmat yang selalu dilimpahkan Allah kepada mereka. Kaum Nuh menyembah patung-patung yang mereka anggap sebagai tuhan. Mereka meniru bapak-bapak mereka terdahulu dan menganggap perbuatan itu pasti benar.
                Syaitan lagi-lagi berhasil membuat kaum Nuh menjadi sangat jauh kesesatannya dalam ketaatan kepada Allah. Mengimani dan menyembah kepada Allah tidak mereka kenal lagi. Dan syaitan merasa senang ada yang menemaninya menjadi penghuni neraka Jahanam.
                Nuh yang terbebas dari segala bentuk kesyirikan kaumnya, melepaskan diri dari penyembahan kepada patung-patung buatan tersebut. Allah kemudian mengangkat Nuh menjadi penerus risalah kenabian. Nabi Nuh Alaihissalam mendapatkan beberapa petunjuk dan Allah agar membersihkan keimanan kaumnya untuk menyembah hanya kepada Allah.
                Pada masa itu, setiap manusia memiliki usia yang panjang. Nuh diangkat oleh Allah menjadi nabi dan rasul pada usia 480 tahun. Sepanjang usianya tersebut, Nabi Nuh Alaihissalam berdakwah dan menyeru tiada kenal lelah. Tidak hanya kepada orang-orang di sekitarnya tapi yang utama kepada anggota keluarganya sendiri. Istri Nabi Nuh Alaihissalam dan seorang anaknya yang bernama Kan’an, terpengaruh keadaan dan ikut-ikutan pula durhaka kepada Allah.

                Sekian lama Nabi Nuh berdakwah, namun hanya sebagian kecil saja dari kaumnya yang mau mendengarkan dan mengimani ajaran beliau. Pengikut Nabi Nuh Alaihissalam hanya terdiri dari orang-orang biasa, bukan orang terpandang dan kaya raya. Sedangkan kaum Nuh yang kafir itu tidak suka bila berdekatan dan bersama-sama dengan orang-orang tersebut. Mereka menganggap bahwa derajat mereka lebih baik daripada Nabi Nuh dan para pengikutnya.

                Bagi kaum yang durhaka itu, Nabi Nuh Alaihissalam manusia biasa yang tidak mempunyai kelebihan apa pun. Alasan itulah yang mereka gunakan untuk tidak menaati ajaran yang dibawa Nabi Nuh Alaihissalam. Pemimpin-pemimpin kaum yang kafir itu kemudian berkata akan dengan rela mengikuti Nabi Nuh Alaihissalam dengan syarat pengikut-pengikutnya yang terdiri dari orang-orang hina ditinggalkan atau dibiarkan dan diusir. Tentu saja Nabi Nuh menolak hal tersebut Pemimpin-pemimpin kaum yang kafir merasa kesal kemudian menantang Nabi Nuh Alaihissalam. Bila memang kedurhakaan mereka kepada Allah akan mendatangkan azab yang besar, maka mereka meminta Nabi Nuh agar menyegerakan datangnya azab tersebut.
                Nabi Nuh kemudian mendapat petunjuk Allah yang memerintahkan agar membangun bahtera yang besar di puncak bukit. Bahtera tersebut kemudian dikerjakan bersama dengan para pengikutnya. Pembuatan bahtera tersebut ternyata memakan waktu yang lama. Nabi Nuh Alaihissalam diuji kesabarannya menghadapi kaumnya yang memandang pekerjaannya itu sebagai pekerjaan orang gila.
                Nabi Nuh Alaihissalam kemudian berdoa Kepada Allah. Beliau berdoa agar Allah jangan membiarkan seorang pun dari kaum dan pemimpin yang kafir itu tetap tinggal di muka Bumi. Jika dibiarkan hidup, nantinya mereka akan menyebabkan banyak orang menjadi tersesat dan selalu berbuat maksiat.
                Dengan bimbingan Allah, Nabí Nuh dan pengikutnya telah merampungkan pembuatan bahtera tersebut. Ketika itu, umur Nabi Nuh Alaihissalam telah menginjak usia 600 tahun. Allah kemudian memerintahkan Nabi Nuh Alaihissalam agar bersiap-siap.
                Bumi kemudian diperintahkan memancarkan air dari dalam perutnya. Sedang dari langit turunlah hujan. Mulailah Nabi Nuh Alaihissalam mengisi bahtera dengan para binatang dan burung-burung. Kaum Nuh yang memperhatikan itu, terheran-heran. Berbagai macam jenis hewan mendatangi bahtera Nabi Nuh Alaihissalam dan semua binatang tersebut masuk dengan berpasangan. Tiada seekor jenis pun yang terlewat. Bahtera yang besar itu ternyata muat dengan segala isi yang telah masuk kedalamnya.
                Sementara itu, hujan terus turun dengan deras.Tiada henti bumi dan langit mengeluarkan air yang melimpah. Kaum Nabi Nuh pun sadar, tempat tinggal mereka pasti akan segera dipenuhi dengan air. Karena keangkuhan mereka, kejadian tersebut bukanlah azab seperti yang diancamkan Nabi Nuh Alaihissalam. Mereka hanya menyingkir mencari tempat yang tinggi. Seperti yang dilakukan oleh putra Nabí Nuh Alahissalam yang bernama Kan’aan. Dia yang sudah kafir tidak juga mau beriman dan mendengarkan peringatan ayahnya.
                Hingga ketika air telah tinggi, terangkatlah bahtera Nabi Nuh Alaihissalam. Mereka semua yang berada dalam bahtera lalu berdoa memuji kepada Allah karena telah menyelamatkan mereka dari orang-orang yang zalim. Mereka juga memohon agar Allah memberikan mereka tempat yang diberkati karena Allah sebaik-baik yang memberi tempat.
                Nabi Nuh Alaihissalam melihat Kan’aan, putranya itu sedang terombang-ambing di lautan banjir. Sebagai ayah, ia merasa kasihan dan iba, Ia ingin anaknya termasuk pengikut yang diselamatkan. Nabi Nuh Alaihissalam sendiri lalu diberi teguran atas sikapnya, dan kemudian ia menyadari itu lalu memohon ampun kepada Allah. Siapa saja hari itu, tidak ada yang mampu menyelamatkan diri dari air bah dan banjir besar yang melanda. Hanya Nabi Nuh Alaihissalam dan pengikutnya saja yang selamat karena mereka semua telah beriman dan taat kepada Allah. Kaum Nuh termasuk isteri Nabi Nuh Alaihissalam dan putranya Kan’an telah mendapat balasan karena kekafiran mereka.

                Adik-adik, Nabi Nuh Alaihissalam adalah seorang rasul atas pengikut-pengikutnya. Kehidupan manusia yang ada di muka Bumi saat itu dimulai kembali dari Nabi Nuh Alaihissalam dan pengikut-pengikutnya atau disebutnya juga generasi manusia kedua setelah generasi Nabi Adam Alaihissalam. Setelah sekian lama berada di lautan air, Allah kemudian memerintahkan bumi dan langit untuk mengeringkan air. Di sebuah tempat, bahtera Nabi Nuh Alaihissalam berlabuh karena air mulai surut. Sementara itu langitj uga berhenti mencurahkan air hujan. Nabi Nuh Alaihissalam dan pengikutnya lantas mengucap syukur dan mengagungkan nama Allah. Mereka bersyukur karena mereka telah memperoleh pertolongan dan keselamatan. Betapa bahagianya mereka karena mereka kini menjadi penerus kehidupan umat manusia selanjutnya.

                Nabi Nuh Alaihssalam bersama pengikutnya serta segenap makhluk hidup yang berada di dalam bahtera lalu keluar. Mereka lalu memilih sebuah tempat dan membangun tempat tinggal yang baru. Nabi Nuh Alaihissalam bersama istrinya yang lain dan tiga orang anaknya yang beriman bernama Sam, Yafith, dan Ham, juga bersama-sama membangun tempat kediaman yang baru.

                Nabi Nuh Alaihissalam tetap menanamkan ajaran tauhid dan mengingatkan untuk selalu menaati Allah. Kepada yang tidak beriman dan mendurhakai Allah telah tetap keputusan bahwa kepada mereka pasti akan ditimpakan azab. Terhitung Nabi Nuh Alaihissalam berdakwah 5 abad lamanya kepada generasi umat manusia saat itu. Usianya pun mencapai seribu tahun kurang lima puluh tahun. Keturunan anak-anak Nabi Nuh Alaihissalam telah pula menyebar mencari tempat tinggal yang baru. Dari ‘Ibnu Abbas diceritakan, Sam menurunkan golongan bangsa berkulit putih, Yafith menurunkan golongan bangsa berkulit merah dan coklat, sedang Ham menurunkan golongan bangsa berkulit hitam dan sebagian kecil berkulit putih.

Hikmah Kisah Nabi Nuh Alaihissalam :
  1. Perbuatan sesat Kaum Nuh sama dengan mendurhakai Allah, Nabi Nuh Alaihissalam datang memberi peringatan dan ancaman datangnya azab Allah.
  2. Ajaran tauhid dan mentaati Allah sejak lama sudah menjadi keyakinan yang diajarkan dari Nabí Adam Alaihissalam dan selanjutnya.
  3. Syaitan telah membuat sekutu yakni Kaum Nuh dengan menentang utusan Allah yakni Nabi Nuh Alaihissalam.
  4. Nabi Nuh Alaihissalam seorang manusia biasa hingga kaum yang durhaka itu menganggap remeh lalu mendustakannya hingga balasan dan Allah datang kepada mereka.
  5. Nabí Nuh Alaihissalam bukan seorang pendusta dan Allah membuktikan ancamannya.
  6. Semua orang kafir dan pembangkang perintah Allah akhirnya tenggelam dan mati dalam kesesatan termasuk istri dan putra Nabi Nuh Alaihissalam sendiri.
Kisah Nabi Nuh Alaihissalam di dalam Mushaf al-Qur’an terdapat pada:
(aI-Mu’minun: 23-31), (Nuh: 1-28), (Hud: 25-48), (al-’Ankabuut: 14,15), (al-A’raaf: 5-64), (Yunus: 71-74), (asy-Syu’araa: 105-122).

Kisah Nabi Adam Lengkap

NABI ADAM ALAIHISSALAM
Kisah 25 Nabi | Kisah Nabi Adam Lengkap
                Pengunjung yang baik, inilah awal dari semua kisah manusia. Adam diciptakan Allah sebagai manusia yang pertama. Sebelumnya Allah telah menciptakan alam semesta dan segala isinya. Allah juga telah menciptakan beberapa jenis makhluk yakni bangsa malaikat dan bangsa jin.
                Saat itu, bangsa malaikat dan bangsa jin tinggal di dalam surga. Setelah Adam selesai diciptakan dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam, Allah kemudian meniupkan roh padanya. Adam pun kemudian juga ditempatkan di surga.  Seluruh makhluk lantas diperintahkan Allah untuk bersujud kepada Adam.
                Malaikat yang memang makhluk paling taat segera melakukan perintah tersebut. Malaikat pun bersujud kepada Adam. Sedang Iblis yang berasal dari bangsa jin enggan untuk bersujud kepada Adam. Iblis menganggap bahwa dirinya lebih baik daripada Adam. Allah menciptakan Iblis dari api, sedangkan Adam diciptakan Allah dari tanah. Maka sepantasnya bukan dirinya yang harus bersujud, tapi Adamlah yang harus bersujud kepadanya. Pembangkang Iblis ini merupakan bentuk kesombongannya.
                Kesombongan Iblis di hadapan Allah benar-benar tidak terampuni dan terlewat batas. Siapa saja tidak patut menyombongkan dirinya di dalam surga apalagi menentang dan menantang perintah Allah. Allah murka dan mengutuk Iblis.
                Iblis terkutuk menerima dan memohon kepada Allah supaya ditangguhkan atau tidak akan mati sampai manusia dibangkitkan pada Hari Kiamat. Allah mengabulkan dan menjadikan Iblis golongan jin yang hidup abadi tapi termasuk golongan yang terhina dan terusir dari surga. Iblis berjanji bahwa ia akan berusaha menyesatkan manusia agar jauh dari Allah. Iblis juga berjanji akan menggoda manusia dari segala arah sampai tidak ada yang menaati Allah lagi. Allah berkata, bahwa Iblis dan siapa saja yang mengikutinya akan mengisi neraka Jahanam. Dan sebaliknya Allah akan menjadi Penjaga kepada siapa saja yang mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya dan mengikhlaskan diri dalam beribadah kepada-Nya.
                lblis terusir dan menjadi sangat mendendam. Adam sendiri lantas mendiami surga di mana dia tidak akan kelaparan, tidak akan telanjang, tidak akan dahaga, dan tidak akan ditimpa panas sengatan matahari. Setelah sekian lama tinggal di dalam surga, Adam merasa kesepian walau bersama dengan malaikat. Dengan kehendak Allah, Adam mendapat seorang pendamping atau istri di dalam surga. Malaikat bertanya-tanya kepada Adam, siapakah yang telah menjadi pendamping Adam tersebut. Adam pun dengan ilham dari Allah menjawab bahwa istrinya tersebut bernama Hawa.
                Mulai sejak itu, Adam dan Hawa mendiami surga dalam hidup penuh kebahagiaan. Allah melimpahi surga dengan segala hal yang menjadi kebutuhan Adam dan Hawa. Namun dari segala hal tersebut, terdapat sebuah pohon yang disebut pohon khuldi yang terlarang didekati oleh Adam dan Hawa. Allah memperingatkan bahwa Adam dan Hawa akan menjadi celaka dan termasuk orang yang zalim bila sampai mendekati dan memakan buah dari pohon tersebut.
                Adam dan Hawa hidup tentram dan nyaman di surga. Suatu waktu datanglah penggoda. Syaitan salah satu golongan Iblis yang terkutuk mendatangi Adam dan Hawa. la berusaha menggoda dan menjerumuskan Adam dan Hawa. Syaitan berkata dengan membanding-bandingkan Adam dan Hawa sebagai manusia dengan malaikat. Bahwa malaikat akan menjadi penghuni surga yang abadi, sedang Adam dan Hawa akan menjadi khalifah di muka Bumi. Bangsa malaikat hidup dengan kelimpahan nikmat tiada henti dengan hidup abadi di surga. Sedang Adam dan Hawa tidak akan dapat seperti malaikat.
                Syaitan mengatakan bahwa ia tahu caranya agar Adam dan Hawa bisa seperti malaikat. Syaitan mengatakan bahwa Adam dan Hawa harus mendekati pohon khuldi. Syaitan juga membujuk mereka untuk memakan buah dari pohon tersebut. Akhirnya Adam dan Hawa pun tergoda bujukan syaitan untuk memakan buah dari pohon khuldi.
                Setelah merasai dan memakan buah dari pohon tersebut, kemudian tampak dan terbukaIah aurat mereka berdua. Karena muncul rasa malu dengan susah payah masing-masing berusaha menutupi aurat yang tampak dan terbuka itu dengan dedaunan yang ada di sekitar mereka. Seketika sadarlah Adam dan Hawa akan kekeliruan dan dosa mereka. Larangan yang Allah peringatkan tetapi justru telah mereka langgar. Pohon yang sama sekali jangan mereka dekati kini malah telah menampakkan aurat mereka sendiri. Rasa penyesalan yang sedalam-dalamnya muncul, Adam dan Hawa kemudian bertobat dan memohon ampunan Allah. Allah memberikan ampunan-Nya serta menjatuhkan hukuman yakni memerintahkan Adam dan Hawa pergi dari surga dan turun ke muka Bumi.
                Berbekal pengetahuan dan beberapa kalimat-kalimat dari Allah, Adam dan Hawa turun ke muka Bumi. Saat diturunkan ke Bumi, Adam dan Hawa saat itu terpisah di dua tempat yang berbeda. Adam merasakan kehilangan dan mencari-cari keberadaan Hawa, sedang Hawa sendiri pun demikian pula. Di muka Bumi yang terhampar luas itu, dengan susah payah mereka terus-menerus saling mencari. Terhitung selama 40 hari barulah kemudian mereka berjumpa di sebuah bukit di jazirah Arab yang kemudian disebut dengan Jabal Rahmah. Macam-macam rasa muncul, bahagia, sedih, terharu, kasihan, dan rasa sayang. Adam dan Hawa akhirnya berkumpul dan menyatu kembali seperti sewaktu di dalam surga. Allah kemudian menjadikan Adam sebagai seorang nabi pertama di muka Bumi.
                Adam dan Hawa kemudian dikarunia banyak keturunan. Hampir kesemuanya anak-anak Adam dan Hawa terlahir sebagai anak-anak kembar, seorang laki-laki dan seorang perempuan. Setelah beberapa pasang anak Nabi Adam Alaihissalam lahir, mereka kesemuanya hidup sesuai dengan ajaran dan petunjuk-petunjuk dari Allah.
                Mulailah pengajaran Nabi Adam Alaihissalam kepada anak-anaknya agar mengikuti perintah Allah. Selain itu ada hal penting juga yakni mengingatkan bahwa manusia memiliki musuh yang nyata dan abadi yakni syaitan yang terkutuk. Golongan Iblis yakni syaitan tidak pernah akan berhenti dan tidak akan pernah menyerah sampai hari kiamat untuk mengajak sebanyak-banyak keturunan Adam kepada kesesatan.
                Waktu di Bumi terus berlalu, Nabi Adam Alaihissalam bertambah terus umurnya. Segala perintah dan larangan Allah dijalankannya bersama Hawa dan anak-anaknya. Disebutkan bahwa anak kembar yang pertama dan anak kembar yang kedua dari Nabi Adam Alaihissalam dengan Hawa telah mencapai usia dewasa. Anak kembar yang pertama bernama Qabil dan lqlima, dan anak kembar kedua bernama Habil dan Labuda.
                Allah menurunkan perintah kepada Nabi Adam Alaihissalam agar menikahkan anak-anak pasangan pertama dengan pasangan kedua secara bersilangan. Qabil dengan Labuda, dan Habil dengan Iqlima. Nabi Adam kemudian memberitahukan perintah Allah tersebut kepada anak-anaknya. Saat itu datanglah syaitan yang terkutuk dengan kepentingannya membujuk dan menghasut.
                Salah seorang anak Nabi Adam yakni Qabil menilai keputusan untuk menikahkannya dengan Labuda adalah keputusan yang keliru. Qabil tidak mau menerima keputusan tersebut. Ia tidak mau menjalankan perintah Allah dan Nabi Adam Alaihissalam, ayahnya. Qabil berkata bahwa dirinya lebih pantas menikah dengan Labuda. Rupanya syaitan telah banyak memengaruhi pendirian Qabil. Qabil sendiri sepertinya telah lupa bahwa syaitan adalah musuh manusia yang sangat nyata dan sangat membenci ketaatan kepada Allah.
                Nabi Adam kemudian memohon kepada Allah agar diberi petunjuk mengenai permasalahan anaknya Qabil tersebut. Allah mendengar dan memberi Nabi Adam petunjuk. Nabi Adam diperintahkan untuk mengadakan persembahan qurban. Siapa yang qurbannya dipilih Allah maka dialah yang lebih pantas untuk menikah dengan Iqlima.
                Qabil dan Habil mulai bersiap untuk melakukan persembahan qurban. Nabi Adam kemudian menentukan hari persembahan. Ketika hari itu tiba, Qabil dan Habil diminta menaruh persembahan mereka di atas puncak bukit. Tak lama kemudian Allah pun telah memberi kan pilihan.
                Dipuncak bukit diketahui, bahwa persembahan qurban yang diterima oleh Allah adalah milik Habil. Qurban yang diterima tersebut adalah qurban seekor binatang peliharaan yang sangat sehat dan besar, tidak ada cacat sama sekali. Sedang milik Qabil yang ditolak adalah persembahan yang berasal dan hasil-hasil pertanian berupa sekarung gandum yang jelek dan buah-buahan yang telah membusuk. Tidak berbeda jauh dengan keputusan semula, Nabi Adam Alaihissalam lalu memutuskan dan menetapkan bahwa Qabil menikah dengan Labuda dan Habil menikah dengan lqlima.
                Qabil tetap belum bisa menerima keputusan tersebut. Muncullah rasa kecewa bertumpuk-tumpuk di dalam dirinya hingga menjadi rasa dendam. Sesungguhnya kehebatan syaitan sebagai musuh manusia yang taat dan beriman tidak boleh diremehkan. Qabil, putra Nabi Adam Alaihissalam akhirnya menjadi gelap mata. Hasutan syaitan telah memperdayanya dan membuatnya mengikuti jalan sesat.
                Suatu hari, Qabil mengajak Habil pergi ke suatu tempat dan kemudian Qabil pun menjatuhkan tangan jahat pada Habil. Saudaranya tersebut akhirnya meninggal karena dendam yang dipanas-panasi syaitan. Qabil tertegun, gemetar dan bingung, menjadilah dia orang yang celaka sepanjang dunia. Mayat Habil lalu dikuburkannya karena terilhami seekor burung gagak, setelah itu Qabil pergi jauh tak tahu ke mana. Sedang syaitan tertawa puas dengan kemenangan keduanya.

( Baca Juga : Kisah Nabi Idris Lengkap )
Hikmah Kisah Nabi Adam :

  1. Alam semesta dan segala isinya, malaikat, jin dan manusia dan makhluk-makhluk lainnya diciptakan oleh Allah Robbal ‘Alamin.
  2. Kesombongan dan keangkuhan Iblis adalah perbuatan yang sangat durhaka kepada Allah, dan jadilah Iblis penghuni neraka Jahanam selamanya.
  3. Semangat dan kegigihan Iblis seolah tidak pernah surut sampai Adam akhirnya melanggar perintah Allah.
  4. Keimanan dan ketaatan kepada Allah tidak boleh kalah dari semangat dan kegigihan Iblis.
  5. Segera menyadari kesalahan dan menyesalinya kemudian bertaubat dan memohon ampunan Allah juga mohon perlindungan-Nya agar terhindar dari godaan syaitan.
  6. syaitan benar-benar mempunyai kehebatan dan kecerdikan untuk menjerumuskan manusia dari sirothol mustaqim, sungguh syaitan musuh yang nyata bagi manusia.
  7. Tidak akan terpedaya oleh syaitan selama berada dalam sirothol mustaqim dan mengikuti petunjuk-petunjuk Allah dengan mengikhlaskan diri dalam beribadah kepada-Nya.
  8. Memberikan yang terbaik dari yang dimiliki sebagai bentuk persembahan qurban kepada Allah.
  9. Iri hati dan dengki bisa berubah menjadi kecewa dan dendam yang pasti akan terjebak perangkap syaitan yang sedang mencari pengikut untuk menjadi penghuni neraka Jahanam.

Kisah Nabi Adam Alaihissalam di dalam Mushaf al-Qur’an terdapat pada:
(al-Kahfi: 50), (al-A’araaf: 11-25), (al-Baqarah: 30-38), (al-lsraa’: 61-65), (Thaahaa: 115-125), (al-Hijr: 26-42), (Shaad: 71-85), (al-Maidah: 27-31).

Cerita Nabi Ismail Disembelih Kisah Lengkap dengan Siti Hajar

Cerita Nabi Ibrahim

Cerita islami yang mengulas mengenai cerita nabi Ismail, Cerita ini dimulai Ketika Nabi ibrahim as yang telah berhijrah meninggalkan mesir, ia bersama dengan istrinya yang bernama sarah, dan dayangnya yang bernama Hajar ke palestina. Ia juga membawa pindah semua binatang ternaknya, dan seluruh harta miliknya yang diperoleh dari hasil usaha perdagangan di mesir.
cerita nabi ismail
 Al-Bukhari meriwayatkan dari ibunu Abbas ra berkata : Pertama-tama yang menggunakan stegi (setagen) adalah hajar ibu Nabi Ismail yang bertujuan untuk menyembunyikan kandungannya dari siti sarah yang telah lama menikah dengan Nabi ibrahim as tetapi belum juga mengandung, tetapu walau bagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahasia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail as. Tentunya sewajarnya seorang istri, siti sarah merasa telah dikalahkan oleh Siti Hajar sebagi seorang dayang diberikan kepada Nabi Ibrahim as. Mulai saat itu siti sarah merasa bahwa suaminya lebih sering dekat kpada siti hajar, karena ia senang dengan hadirnya Ismail. Tentu saja ini menjadi penyebab keretakan rumah tangga mereka Nabi ibrahim as, Siti sarah hatinya tidak kuat melihat suaminya lebih dekat kepada siti hajar, sehingga ia meminta Nabi ibrahim agar siti hajar dijauhkan dan berpindah tempat.
 Kemudian Allah yang maha esa menurunkan wahyu kepada Ibrahim supaya keinginan istrinya tersebut dipenuhinya. Lalu berangkatlah Nabi Ismail as bersama siti hajar dan anaknya yang masih kecil sekali, yaitu Ismail pergi ke tempat yang belum diketahui tujuannya, dan juga mau dititipkan kemana anak dan istrinya tersebut.
Nabi ibrahim bersama anak dan istrinya pergi dengan menaiki unta ke tempat yang belum jelas tujuannya, ia hanya berserah diri kepada Allah, Tuhan yang ia yakini akan menuntunnya kemana rah langkahnya. Unta yang ditunggangi tiga hamba Allah itu terus berjalan sampai kahirnya keluar dari kota, memasuki lautan pasir dan pdang yang terbuka. Terik matahari begitu pedih menyengat tubuh dihasi dengan angina yang kencang dengan debu-debu pasir yang bertebaran.

 Cerita Nabi Ismail dan Siti Hajar

Akhirnya Nabi Irabhim bersama Ismail dan ibunya tiba di suatu tempat setelah berminggu-minggu dalam dalam perjalanan jauh. Ia tiba dikota suci yang disebut Makkah, yang nantinya ka’bah akan didirikan di kota itu, yang akan menjadi kiblat manusia di seluruh dunia. Unta Nabi ibrahim berhenti mengakhiri perjalanan di tempat dimana Masjidil Haram dibangun saat ini. Di tempatitulah Nabi Ibrahim meninggalkan siti hajar bersama dengan Ismail putranya, mereka ditinggal hanya dibekali dengan serantang bekal makanan dan minuman, sementara itu keadaan di sekitarnya masih belum ada tumbuh-tumbuhan, tidak ada air yang mengalir, batu dan pasir kering lah yang ada saat itu.
Cerita nabi ismail – Siti hajar begitu cemas dan sedih ketika Nabi ibrahim akan meninggalkannya seorang diri bersama anaknya yang masih kecil, di tempat yang begit sunyi senyap, tidak ada orang sama sekali, keculi hanya pasir dan batu. Seraya merintih dan meninangis, ia memegang kuat-kuat baju Nabi ibrahim as sambil memohon belas kasihannya, meminta agar ia tidak ditinggalkan seorang diri di tempat yang begitu hampa, tdak ada seorang manusia sama sekali, tidak ada binatang, tidak ada pohon dan air mengalir pun juga tidak terlihat di tempat itu. Semenara itu ia masih bertanggung jawab untuk mengasuh anak kecil yang masih menyusu kepadanya. Mendengar keluh kesah siti hajar, tentunya Nabi ibrahim as merasa tidak tega untuk meninggalknya ia sendiri bersama putranya yang ia sayangi tersebut di tempat yang sepi. Namun ia juga sadar bahwa apa yang dilakukannya merupakan kinginan dan perintah Allah yang maha pencipta, yang tentunya mengandung hikmah yang belum diketahuinya dan ia sadar bahwa Allah yang maha kuasa akan melindungi putra dan siti hajar di tempat sepi tersebut dari kesukaran dan penderitaaan.

Nabi ibrahim as pun berkata kepada siti hajar : ”Bertawakallah kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini dan dialah yang akan melindungi kamu dan menyertai kamu di tempat yang sunyi ini. Sungguh kalau bukan perintah dan wahyu-Nya, tidak sekaipun aku tega meninggalkan kamu di sini seorang diri bersama puteraku yang sangat aku cintai ini. Percayalah wahai hajar bahwa Allah yang Maha kuasa tidak akan menelantarkan kamu berdua tanpa perlindunga-Nya. Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di atas kamu untuk selamnya. Insya-Allah”

Mendengar rangkaian kata dari Nabi ibrahim itu, siti hajar segera melepaskan genggamannya dari baju Nabi ibrahim as dan dilepaskannya beliau menunggang untanya untuk kembali ke palestina dengan iringan air mata yang bercurah membasahi tubuh Nabi Ismail as yang sedang menyusu.

Sementara itu Nabi ibrahim juga tidak dapat menahan air mata ketika ia turun dari dataran tinggi meningalkan mekah menuju kembali ke palestina, tempat dimana istri pertamanya, siti sarah dengan punya keduanya yaitu Nabi ishak as sedang menunggu. Selama dalam perjalanan, Nabi ibrahim tidak henti-hentinya memohon perlindungan, rahmat dan barokah serta karunia dan rezeki bagi putra dan siti hajar yang ditinggalkannya di mekah yang masih sepi dan asing itu. Doa Nabi ibrahim kepada Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an sebagai berikut :

“Ya Tuhan kamu, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturuanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”

Sejak Nabi ibrahim pergi, tinggalah siti hajar dan Ismail di tempat yang sunyi dan jauh dari peradapan itu. Ia harus bisa menerima nasib yang oleh Allah telah ditakdirkan kepadanya dengan kesabaran dan keyakinan penuh bahwa Allah akan melingunginya. Sementara itu bekal dan makanan yang dibawah dalam perjalan pada akhirnya habis juga setelah dimakan beberapa hari sejak ditinggal oleh Nabi Ibrahim as. Dimulailah beratnya beban hidup yang harus ditanggungnya sendiri tanpa bantuan suaminya. Ditambah lagi ia masih punya tangggung jawab menyusui Ismail, sedangkan susunya semakin lama semakin mengering karena kekurangan makanan.  Sehingga anaknya pu menangis tak henti hentinya karena tidak bisa menum air susu dengan puas dari Siti Hajar. Ibunya pun menjadi bingung, panis dan cemas mendengar anak yang disayanginya menangis menyayat hati. Siti hajar menoleh ke kanan dan ke kiri, berlaki ke kanan ke sana kesini untuk mencari sesuap makan atau seteguk air yang bisa meringankan kelaparan dan meredakan tangisan anaknya, namun usaha yang dilakukannya tidak membuahkan hasil.

Lalu siti hajar pergi ke bukti safa, ia berharap bisa mendapatkan sesuatu yang bisa menolongnya, namuan hanya batu dan pasir yang ditemuinya di sana, lalu dari bukit safa itu ia melihat bayangan air yang mengalir di atas bukit marwah, kemudian berlarilah ia ke bukti marwah, namun setelah sampai di sana yang dikiranya air ternyata hanya bayangan atau fatamorgana belaka. Lalu ia mendengar seolah-olah ada suara yang memanggilnya dari bukti safa, pergilah ia ke bukit safa, namun setelah sampai di bukit safa ia tidak menjupai apa-apa.

Cerita Asal usul air zamzam

Siti hajar memiliki keinginan yang kuat untuk tetap hidup bersama putra yang disayanginya, Siti hajar pun berlari mondari-mandir sebanyak tujuh kali antara bukit safa dan marwah, yang pada akhirnya ia duduk termenung, kepalanya merasa pusing dan hampir saja ia putus asa.
 cerita nabi ismail as
Diriwayathkan bahwa saat itu ibu dari Ismail ini berada alam keadaan yang tidak berdaya dan hampir putus asa kecuali dari rahmat Allah dan pertolongan-Nya datanglah malaikat jibril kepadanya, lalu malaikat jibril itu bertanya kepada Siti Hajar : “siapakah sebenarnya engkau ini?” Kemudian siti hajar menjawab : “Aku adalah hamba sahaya ibrahim”. Jibril bertanya lagi :” Kepada siapa engkai dititipkan di sini?”, Siti hajar menjawab : “Hanya kepada Allah.

Lalu malaikat jibril berkata lagi : “Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kepada Dzat yang maha pemurah dan maha pengasih, yang akan melingungimu, mencukupkan keperluan hidupmu dan tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan ayah puteramu kepada-Nya”

Setelah percakapan itu, diajaklah siti hajar pergi ke suatu tempat mengikutinya di suatu tempat dimana malaikat jibril menginjakkan telapak kakinya kuat kuat di atas tanah dan atas izin Allah segeralah keluar dari bekas telapak kaki itu air yang begitu jernih, Itu merupakan mata iar zam-zam yang sampai saat ini dianggap keramat oleh jemaah haji. Mereka rela berdesak-desakan mengelilinya untuk mendapatkan setitik atau seteguk air. Karena sejarahnya mata air itu dengan nama “Injakan jibril”

Dalam kesejap, air bekas injakan kaki jibril tersebut melimpah kemana-mana, kemudian malaikat jibri berkata : “zamzam!”, yang artinya “berkumpullah:. Kemudian air itu berkumpul dan sampai sekarang air itu diberinama zam-zam. Kemudian malaikat jibril berkata lagi : “Hai siti hajar janganlah engkau takut akan kehausan di sini, karena sesungguhnya Allah menjadikan air ini untuk minuman orang-orang yang ada di dunia ini. Dan air ini akan terus mengalir dan tidak akan berhenti, dan nantin Ibrahim akan kembali juga ke di sini untuk mendirikan ka’bah”

Melihat air yang deras itu  Siti hajar begitu gembira dan lega. Lalu segeralah ia membasahi bibir puteranya dengan air keramat itu dan wajah puteranya pun segera terlihat segar lagi, begitu juga dengan siti gahar,  wajahnya terasa segar  dan ia merasa sangat bahagia dengan hadirnya mukzijat dari Allah yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya dan juga kepada putranya setelah sebelumnya dibayang-bayangi oleh kematian karena kelaparan.

 Dengan dikeluarkannya air zazam itu, datanglah burung-burung mengelilingi daerah yang ada airnya tersebut. Burung-burung kemudian menarik perhatian sekelompok bangsa arab dari suku juhrum yang merntau dan sedang berkemah di sekitar Makkah. Mereka mengetahui dari pengalaman bahwa dia mana ada terlihat burung di udara, maka di bawahnya juga terdapat air, maka mereka mengutus beberapa orang untuk memeriksa kebenaran teori ini. Para pemeriksa itu kemudian pengri mendatangi tempat dimana siti hajar berada, kemudian mereka kembali kepada kaumnya dengan membawa kabar gembira mengenai adanya mata air zamzam dan juga keadaan siti hajar bersama puteranya. Sejak itu, segeralah sekelompok suku juhtum itu memindahkan perkemahannya ke tempat sekitar zamzam, tentu saja kedatangan suku juhrum tersebut disambut dengan gembira oleh siti hajar karena dengan hadirnya sekolompok suku juhrum itu bisa menghilangkan kesunyian dan kesepian yang selama ini dirsakan oleh siti hajar yang hanya hidup berdua dengan Ismail saja.  Siti hajar bersyukur kepada Allah yang maha pengasih dan penyayang, dengan rahmatnya telah membuka hati orang-orang itu untuk datang meramaikan dan memecah kesunyian.

Cerita Nabi ismail dikorbankan

Beberapa waktu kemudian Nabi Ibrahim pergi ke Makkah untuk mengunjungi putranya yaiti Nabi Ismail as di tempat yang dianggapnya masih asing, untuk menghilangkan rasa rindu pada putranya yang sangat disayanginya, dan juga untuk menenangkan hatinya yang selalu risau jika mengingat keadaan puteranya bersama ibunya yang ditinggalkan di tempat yang tandus. Jauh dari masyarakat kota dan pergaulan umum.

Ketika Nabi Ismail as mencapai usia remaja, Nabi ibrahim mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih puteranya, yaitu Nabi Ismail.  Dan mimpi seorang Nabi merupakan salah satu dari cara Allah menurunkan wahtunya kepada Nabi, jadi perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim as. Mengetahui perintah itu, ibrahim duduk dan termenung memikirkan ujian dari Allah yang begitu berat tersebut. Sebagai seorang ayah yang baru saja dikarunia seorang puterang setelah puluhan tahun diharapkan dan didamnbakan, serta saat ini ia sedang penuh kebahagiaan bersama puteranya yang diharapkan bisa menjadi pewaring dan menyambung kelangsungan keturunannya, tiba tiba harus dijadikan qurban dan harus direnggut oleh tangan ayahnya sendiri.

Cerita nabi islami – Tapi karena ia merupakan seorang Nabi, yang menjadi pesuruh Allah dan pembawa agama yang seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi para pengikutnya dalam beribadah kepada Allah, menjalankan segala pernitah-Nya dan menempatkan cintanya kepada Allah di atas cintanya kepada anak, istri, harta dan benda lain-lain. Tentu ia harus melaksanakan perintah dari Allah yang diwahyukan melalui mimpinya, apapun yang akan terjadi sebagai akibat pelaksanaan perintah itu.

Sungguh amat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim as, namun sesuai dengan firman Allah yang bermaksud : “Allah lebih mengetahui dimana dan kepada siap Dia mengamanatkan risalah-Nya”. Lalu Nabi ibrahim as tidak membuang waktu lagi, berniat tetap akan menyembelih Nabi Ismail as puteranya sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah yang telah diterimanya. Dan berangkatlah Nabi Ibrahim as menuju ke Makkah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa yang Allah perintahkan.

Nabi Ismail sebagai anak yang soleh yang sangat taat kepada Allah dan bakti kepada orang tuanya, ketika Nabi Ismail as mulai besar Nabi ibrahim as berkata : “Hai anakku! Aku telah bermimpi, di dalam tidur seolah-olah saya menyembelih kamu, maka bagaimanakah pendapatmu?”

Tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang Nabi Ismail pun menjawab perkataaan ayahnya :
“Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau akan menemuiku insya-Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah. Aku hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu agar ayah mengikatku kuat kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan Ayah, kedua agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkan darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku ketika ibuku melihatnya, ketiga tajamkanlah pedangmu dan percepatlah pelaksanaan penyembelihan agar meringankan penderitaaan dan rasa pendihku, keempat dan yang terakhir sampaikanlah salamku kepada ibuku berikanlah kepadanya pakaianku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera tunggalnya”

Kemudian dipeluknya Nabi Ismail as dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata :

“Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat kepada Allah, bakti kepada orang tua yang ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah”

Cerita Nabi Ismail disembelih

Saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Nabi Ismail as, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam yang sudah tersedia dan sambil memegang parang ditangannya, kedua mata Nabi ibrahi asi tergenang air berpindah memadang dari wajah puteranya ke parah yang mengkilap di tangannya, seakan-akan pada saat itu hari beliau menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang rasul di satu pihak yang lain. Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, parang diletakkan pada leher Nabi Ismail as dan penyembelihan dilakukan. Akan tetapi apa saya, parang yang sudah ditajamkan itu ternyata menjadi tumpul di leher Nabi Ismail as dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan sebagaimana diharapkan.
Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizati dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pengorbatan islmail itu hanya suatu ujian Nabi ibrahim as dan Nabi Ismail as sampai sejauh mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu. Nabi ibrahim as telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pengorbanan puteranya untuk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi Ismail as tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam melaksanakan kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan, sampai-sampai terjadi seketika merasa bahwa perang itu tidak mampu memotong lehernya, berkatalah ia kepada ayahnya :
 “Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku karena melihat wajahku, cobalah telangkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku”
 Akan tetapi parang itu ttetap tidak berdaya mengeluarkan setitik darah pun dari daging Ismail walau telah telangkupkan dan dicoba memotong lehernya dari belakang.
 Dalam keadaan bingung dan sedih hati, karena gagal dalam usahanya menyembelih puteranya, datanglah kepada Nabi ibrahim wayu allah dengan firmannya : dan kami panggilah dia : Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpimu itu sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan besar:. Kemudian sebagia ganti nyawa Nabi Ismail as yang telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim as menyembelih seekor kambing yang telah tersedia disampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh beliau dengan parang yang tmpul di leher puterangnya tadi itu. Dan inilah asal permulaan sunnah berqurnban yang dilakukan oleh umat islam pada setiap hari raya Idhul Adha di seluruh dunia.

Cerita Nabi Ismail dan istrinya

Ketika Nabi Ismail as telah dewasa, ia dinikahkan dengan seorang wanita dari suku jurhum. Pada suatu hari ketika Nabi ibrahim as datang ke rumah Nabi Ismail as, namun ketika itu anaknya sedang tidak berada di rumah, namun hanya istrinya yang ada di rumah. Kemudian Nabi ibrahim as pulang karena rupaya ia tidak dterima dengan baik oleh menantunya itu. Nabi Ibrahim as minta izin pulang dengan meninggalkan pesan untuk anaknya Nabi Ismail as.
Nabi ibrahim berkata : “Jika suamimu datang nanti, katakanlah bahwa saya datang kemari, ceritakanlah ada orang tua sifanya seperti ini, dan berpesan kepadany, bahwa saya ini tidak suka kepada bawang pintu rumah ini dan minta supaya lekas ditukarnya”
cerita nabi ismail – Setelah Nabi Ismail tiba di rumahnya, istrinya tadi menceritakan semua pesan ayahnya kepada Nabi Ismail as. Lalu Nabi Ismail berkata kepada istrinya :
“Itulah dia ayahku (Ibrahim) dan rupayanya engkau tidak menghiraukan dan menghormati ayahku, sekarang engkau saya cerai sebab ayahku tidak menyukai orang yang berperangai rendah”
Kemudian Nabi Ismail as menikah kembali dengan seorang wanita jurhum lainya, dan Nabi ibrahim as sangat menyukai menantu ini. Dari pernikahan dengan wanita kedua ini, Nabi brahim dikarunia keturunan yang banyak dan anak-anaknya menjadi peimpin kaumnya dan mereka itu dinamakan Rab Musta’ribah
Nabi Ismail meninggal dunia pada suai 137 tahun di negeri palestina, namun ada riwayat lain yang  menyebutkan bahwa bahwa beliau meninggal di Mekah.
Nabi ibrahim dan Nabi Ismail mempunyai wasiat untuk anak cucunya, yang bunyinya sebagai berikut :
“Hai anak-anaku! Sesungguhnya Allah telah memilih islam menjadi agamamu, karena itu janganlah kamu mati kecuali tetap dalam ke Islaman.
Semoga kita bisa mengambil banyak hikmah dari cerita nabi ismail di atas.

Kisah Nabi Ibrahim AS, Lengkap!!!

Nabi Ibrahim AS dalam pandangan umat Islam adalah seorang Nabi atau Rasul Allah yang juga wajib diimani. Para ahli memperkirakan bahwa ia hidup dalam abad ke-18 atau 19 sebelum masehi. Pada mulanya ia bermukim di negeri kelahirannya, Urkasdim (di Irak Selatan), kemudian di Harran (di Syiria Utara) dan terakhir di Kan'an (Palestina atau Israel sekarang).

Kisah Nabi Ibrahim AS

Ia wafat dan di makamkan di Hebron (kurang lebih 30 kilometer di selatan Yerussalem).

Nabi Ibrahim adalah putra Azar, keturunan Syam bin Nuh. Pada masa itu raja Namrud yang bertahta di negeri Mausul mengeluarkan undang-undang yang memerintahkan agar mmbnh setiap anak laki-laki yang lahir di negeri Mausul. Keadaan ini sama dengan zaman Nabi Musa. Namun berkat rahmat Allah, Nabi Ibrahim lahir dengan selamat.

Orang tuanya menyembunyikan Nabi Ibrahim di dalam gua. Atas izin Allah Nabi Ibrahim tidak mati, padahal tidak seseorang pun yang memeliharanya. Tidak seekor binatang buas pun yang mengganggunya. Bila lapar dan haus ia hanya menghisap ujung jarinya maka keluarlah air susu.

Sejak kecil, Nabi Ibrahim telah terpelihara dari segala perbuatan jahat. Ketika usianya meningkat dewasa, Nabi Ibrahim mulai bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, mengapa berhala-berhala yang terbuat dari batu dan tidak mampu berbuat apa-apa itu disembah dan dipuja-puja oleh kaumnya, kemudian ia mulai berpikir tentang Tuhan.

Ketika hari telah malam, Ibrahim melihat bintang. Pada benaknya, inilah Tuhannya. Tetapi setelah bintang itu hilang ketika hari menjadi siang, Ibrahim pun menetapkan keyakinannya, bahwa ia tidak akan bertakwa kepada Tuhan yang terbenam.

Demikian pula pada bulan dan matahari. Setelah ia yakin pada bulan,bintang, dan matahari tiada kekal maka ia berseru kepada kaumnya, "Hai Kaumku! Sesungguhnya aku berlepas diri dari segala apa yang kamu persekutukan! Aku hanya akan menghadapkan diriku kepada Tuhan yang telah menjadikan langit dan bumi dan aku sekali-kali tidak akan mempersekutukan-Nya.

Ketika Raja Namrud beserta orang-orangnya pergi berburu Nabi Ibrahim memasuki tempat berhala-berhala mereka dan menghancurkan semua berhala itu, kecuali berhala yang tetap ditinggalkan utuh, yaitu berhala yang paling besar. Di leher berhala yang paling besar itu ditaruhkannya kampak yang digunakan untuk menghancurkan berhala-berhala lainnya.

Setelah Raja Namrud beserta pengiringnya pulang dari berburu dan mengetahui berhala-berhala di tempat peribadahannya hancur mereka menjadi berang. Mereka menuduh Nabi Ibrahim telah melakukannya karena beliaulah yang gigih menentang penyembahan berhala itu.

Nabi Ibrahim di tangkap dan dihadapkan pada Raja Namrud.

Sang raja bertanya, "Hai Ibrahim! Kamukah yang telah menghancurkan berhala-berhala itu?"

Nabi Ibrahim tanpa ragu-ragu menjawab, "Bukan aku yang menghancurkannya tetapi berhala yang paling besar itu. Tentulah dia tidak mau kamu persekutukan dengan berhala-berhala yang lebih kecil, buktinya kampak penghancur berhala itu masih bergantung dileherny."

Raja Namrud bukan main marahnya mendengar jawaban Nabi Ibrahim, dia merasa dipermainkan.

Raja Namrud berkata, "Mana mungkin berhala itu dapat melakukan seperti yang kau katakan."

Nabi Ibrahim menjawab, "Nah, kalau begitu mengapa kalian menyembah berhala yang tidak mampu berbuat apa-apa itu?"

Mendengarkan perkataan Nabi Ibrahim itu sebagian orang-orang berbalik menjadi pengikutnya, sedangkan sebagian lainnya ragu-ragu.

Hukuman Bakar Bagi Nabi Ibrahim

Setelah terlihat pengaruh Nabi Ibrahim semakin besar di kalangan pengikutnya, Raja Namrud merasa terdesak dan terjatuh harga dirinya. Oleh karena itu, untuk menjaga wibawanya, Namrud memerintahkan para pegawainya dan pengikut setianya untuk menangkap Ibrahim untuk dihukum mati, yaitu dengan cara dibakar.
Tetapi Allah SWT. kembali memperlihatkan kekuasaan-Nya. Allah berfirman kepada api:
يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ.....
Artinya:
"Hai api! Hendaklah dingin dan selamatkan Ibrahim." (Q.S. Al-Anbiya: 69)
Setelah api padam, keluarlah Ibrahim tanpa mengalami cedera sedikit pun.
Dalam menjalankan tugas kerasulannya Nabi Ibrahim berusaha menyadarkan ayahnya, agar tidak lagi menyembah berhala, dan tidak memperturutkan jalan setan, agar terlepas dari siksaan Allah. Namun, ayah Ibrahim menjawab:
قَالَ أَرَاغِبٌ أَنْتَ عَنْ آلِهَتِي يَا إِبْرَاهِيمُ ۖ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ ۖ وَاهْجُرْنِي مَلِيًّا
Artinya:
"Berkata ayahnya, "Adakah engkau membenci tuhan-tuhanku hai Ibrahim? Ingatlah, jika kau hentikan hinaan-hinaan terhadap tuhan-tuhan niscaya aku akan menyiksamu! Dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama." (Q.S. Maryam: 46)
Sementara itu Raja Namrud ingkar saja kepada Allah, maka Allah menghukum Raja Namrud beserta pengikut-pengikutnya dengan nyamuk yang sangat luar biasa bnyaknya. Nyamuk-nyamuk itu menggigit tubuh Raja Namrud dan pengikutnya memasuki lubang-lubang hidung, dan lain-lain. Raja Namrud sendiri mati dengan cara siksaan yang demikian.
Nabi Ibrahim mempunyai istri dua orang, yaitu Siti Hajar dan Siti Sarah. Dari Siti Hajar beliau mempunyai anak yang bernama Ishak, sedangkan Siti Sarah baru melahirkan anaknya setelah usianya lanjut.

Nabi Ibrahim Hijrah ke Negeri Syam

Setelah menyadari bahwa keadaannya kurang aman, Nabi Ibrahim pindah ke Negeri Syam, meninggalkan Nabinya Babil, dengan istrinya yang bernama Sarah disertai Luth yang kemudian menjadi nabi juga. Sejak dahulu Negeri Syam menjadi negeri yang aman dan sejahtera.
Tidak lama kemudian Nabi Ibrahim pergi ke Negeri Mesir. Ketika Raja Mesir mendengarkan tentang kecantikan Sarah, ia menyuruh Ibrahim untuk menghadapnya.
Setelah menghadap Raja Mesir, Ia bertanya kepada Nabi Ibrahim, "Siapakah perempuan yang bersama denganmu?"
Ibrahim menjawab, "Saudaraku."
Nabi Ibrahim berdusta terhadap orang yang akan menganiayanya, atas izin Allah. Dibolehkannya berdusta terhadap orang yang ingin menganiaya ini disebutkan dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 148 dan hadis yang dikeluarkan oleh Imam Abu Daud dan Tirmidzi Ibnu Mundir, Ibnu Abi Hattim, Ibnu Mirdawah, dari Abu Hurairah dari Rasulullah dan juga hadis Bukhari Muslim.
Nabi Ibrahim tidak pernah berdusta, kecuali dalam tiga hal:
  1. Ia mengatakan sakit sewaktu diajak ke tanah lapang.
  2. Kepada Raja Namrud waktu ditanya yang menghancurkan patung-patung berhalanya.
  3. Kepada Raja Mesir ia mengatakan bahwa Sarah adalah saudara. Kalau tidak demikian, tentu istrinya akan dirampas oleh Raja Mesir, yaitu Fir'aun.
Siti Sarah mendapatkan hadiah seorang perempuan hamba sahayat bernama Hajar dari Raja Mesir karena jasanya yang telah menyembuhkan kembali tangan Raja Mesir yang semula terkatub keduanya dan tidak dapat membuka. Kemudian Hajar diberikan kepada Nabi Ibrahim untuk dijadikan istrinya.
Ketika Nabi Ibrahim kembali ke Syam, Siti Sarah telah berusia lanjut, sedangkan beliau belum dikaruniai anak. Namun, tidak lama kemudian, Siti Hajar melahirkan anak yang diberi nama Ismail. Demikian pula halnya dengan Siti Sarah yang melahirkan seorang anak yang diberi nama Ishaq.
Dari kedua orang inilah terlahir beberapa kaum. Dari keturunan Ishaq, banyak yang menjadi Nabi dan orang-orang besar ternama  yang disebut Bapak Kaum Bani Israil, sedangkan dari Nabi Ismail, banyak menjadi orang mulia dan akhirnya menurunkan seorang rasul yang bernama Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim.

Nabi Ibrahim Mendapatkan Perintah untuk Pindah ke Mekah

Sudah menjadi kebiasaan bahwa orang itu lebih cinta kepada anak kandungnya daripada anak tirinya. Demikian pula halnya dengan Siti Sarah yang tidak begitu menyukai Ismail. Berkali-kali ia menyuruh Nabi Ibrahim untuk memindahkan Ismail, tetapi permohonannya itu tidak juga dituruti oleh Nabi Ibrahim.
Karena perintah Allah, Nabi Ibrahim pindah dengan membawa Siti Hajar dan anaknya Ismail yang masih kecil dan masin menyusu. Setelah Nabi Ibrahim mengumpulkan perbekalan, beliau mengajak Hajar dan Ismail untuk pindah atas perintah Allah.
Berjalan ketiga orang-orang itu menuju tanah-tanah yang pada masa itu masih kosong, dan masih berupa padang pasir yang berbatu-batu.
Kemudian Siti Hajar berkata dalam hatinya:
Padang Pasir yang sangat luas
Terik matahari yang sangat panas
Jika bukan Tuhan menyertaiku
Tak akan aku kuat menahan panas badanku
Berkata dengan bersih di dalam hati
Aku taat kepada perintah Ilahi
Hanya aku dan anakku mendiami
Padang pasir yang sunyi dan tandus ini
Penderitaanku ini pengorbanan
Menjadi contoh anak cucuku kemudian
Hajar dengan mendoa ya rabbi ya rahman
Sabarkanlah hati hamba-Mu ini dengan aman
Demikianlah doa Siti Hajar di dalam hatinya. Nabi Ibrahim pun sebelum pergi ke Syam juga berdoa diantaranya:
"Hai Tuhanku! Aku menempatkan keluargaku ini pada tempat yang tandus kering dan tiada tanaman pada sisi rumah-Mu yang mulia ini. Hai Tuhanku! Supaya mereka mendirikan salat, hendaklah Engkau jadikan hati manusia condong kepada mereka, berikanlah rezeki kepada mereka dengan buah-buahan untuk tanda bersyukur."
Kemudian kembalilah Nabi Ibrahim ke Syam meninggalkan Siti Hajar dan Ismail.

Keinginan Nabi Ibrahim untuk Mengetahui Bagaimana Tuhan Menghidupkan Orang Mati

Sejak kecil Nabi Ibrahim selalu ingin mengetahui perihal sesuatu yang tidak dapat dimengerti. Beliau terus-menerus mempertanyakannya dan mencari bukti yang nyata untuk memberikan faedah dan hikmah. Apalagi terhadap suatu kejadian yang kurang berkenan (tak masuk akal), beliau mencari alasan dan buktinya secara nyata, sehingga hatinya terasa puas.
Ketika Allah SWT. berfirman kepada Nabi Ibrahim, "Sesungguhnya semua orang yang mati kelak nanti akan dihidupkan kembali dan akan dibalas sesuai dengan amal perbuatannya waktu di dunia."
Nabi Ibrahim ingin membuktikan bagaimana cara Allah SWT. menghidupkan kembali orang yang telah mati. Beliau meminta bukti kepada Allah SWT. Dalam firman Allah SWT. dikatakan:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِي الْمَوْتَىٰ ۖ قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي ۖ قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍ مِنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا ۚ وَاعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya:
"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. Al-Baqarah: 260)
Setelah Nabi Ibrahim menerima bukti yang sebenar-benarnya bahwa Allah SWT. dapat menghidupkan kembali orang yang telah mati, maka Nabi Ibrahim merasa puas.

Nabi Ibrahim Mendirikan Baitul Maqdis

Nabi Ibrahim a.s. beserta istrinya (Siti Hajar) bertempat di Palestina, sedangkan Siti Hajar (istri Ibrahim) dengan putranya (Ismail) bertempat tinggal di Mekah. Karena itu, Nabi Ibrahim seringkali ke Mekah. Setelah Ismail dewasa, ia diajak oleh ayahnya untuk mendirikan Baitullah (ka'bah) atas perintah dari Allah SWT. 
Ka'bah inilah yang hendaknya dijadikan kiblat semua kaum muslim di waktu salat. Sebelumnya semua umat di dunia ini mempunyai sesembah yang bermacam-macam, ada yang menyembah berhala (arca/patung), ada yang menyembah matahari, dan lain-lain, maka setelah Nabi Ibrahim dan Ismail mendirikan Ka'bah, maka semua pengikut agama Allah SWT. mempunyai kiblat yang sama yaitu Ka'bah di Mekah.
Sesudah Nabi Ibrahim a.s. dan Ismail membangun Ka'bah, keduaya berdoa kepada Allah SWT. agar perbuatannya diterima oleh Allah SWT. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 172-129, Allah berfirman:
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ . رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ . رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ .
Artinya:
"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. Al-Baqarah: 127-129)
Setelah itu Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah SWT. agar memanggil serta melaksanakan haji baik umat yang dekat maupun jauh dari Ka'bah, agar mereka semua datang mengunjungi Ka'bah (berhaji). Dalam surat Al-Haj ayat 27 dan 28 Allah SWT. berfirman:
وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ . لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۖ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ .
Artinya:
"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir." (Q.S. Al-Haj: 27-28)

Nabi Ibrahim a.s Berkhitan

Nabi Ibrahim a.s. melaksanakan pada usia 99 tahun sebagian riwayat lagi mengatakan bahwa beliau dikhitan pada usia 80 tahun. Sedangkan Ismail di khitan pada usia 13 tahun. Syariat khitan dilaksanakan sejak zaman Nabi Ibrahim, yaitu ketika beliau sudah berusia lanjut.

Dalam kitab Injil Barnabas disebutkan sebagai berikut, "Adapun adanya peraturan khitan disebabkan dulu Nabi Adam a.s. berdosa memakan buah larangan Allah SWT. (buah khuldi) beliau bernazar, apabila dosanya diampuni tuhan (Allah SWT.) beliau akan memotong sebagian dagingnya. Setelah tobat Adam diterima dan diampuni dosanya, kemudian Malaikat menunjukkan daging yang seharusnya dipotong, yaitu daging yang dipotong untuk dikhitan." Sekarang khitan telah menjadi syari'at agama Islam.

Nabi Ibrahim a.s dan Malaikat

Nabi Ibrahim a.s termasuk salah satu nabi yang selalu menghormati dan menghargai tamu. Pada suatu hari beliau mendapatkan tamu tiga malaikat yang menyamar sebagai manusia. Kemudian istri beliau memasak makanan untuk menghormati tamunya.
Ketika makanan dihidangkan kepada tamunya; mereka tidak mau menyentuh makan itu sedikit pun. Nabi Ibrahim merasa takut kepada mereka, maka mereka pun memberitahu kepada Nabi Ibrahim bahwa beliau itu adalah malaikat (tidak makan dan tidak minum) yang diutus oleh Allah SWT.
Mereka mendatangi rumah Nabi Ibrahim untuk memberi tahu kepada beliau bahwa mereka diutus Allah SWT. untuk menyiksa kaumnya Nabi Luth a.s. yang tidak mau mengikuti ajaran Nabi Luth.

Nabi Ibrahim takut apabila Nabi Luth dan orang-orang yang beriman kepada beliau juga mendapat siksaan, tetapi para malaikat itu menjawab, "Aku sudah tahu di antara orang yang kfr dan orang yang iman."
Kemudian Nabi Ibrahim memohon agar kaumnya Nabi Luth tidak disiksa, tetapi para malaikat itu menjawab, "Sesungguhnya kami telah mendapatkan perintah dari Allah SWT. untuk menyiksa mereka yang kfr, sedangkan umat Nabi Luth yang beriman akan diselamatkan oleh Allah SWT.

Pelajaran dan Hikmah yang Dapat Diambil dari Kisah Nabi Ibrahim a.s.

  1. Nabi Ibrahim a.s. diutus Allah sebagai rasul-Nya ditengah masyarakat yang kufur musyrik kepada Tuhan.
  2. Ayah Nabi Ibrahim bernama Azar, seorang pemahat patung berhala sebagai sesembahnya, sedangkan Nabi Ibrahim sangat menentangnya (membencinya) berhala itu.
  3. Nabi Ibrahim a,s berani memusnahkan patung berhala yang menjadi sesembah ayahnya dan kaumnya, sehingga beliau dijatuhkan hukuman mati, yaitu dengan dibakar.
  4. Nabi Ibrahim a.s. dibakar, namun ia tidak terluka sedikitpun ketika ia keluar dari kobaran api yang menyala-nyala, sebab ia dilindungi Allah SWT.
  5. Nabi Ibrahim a.s. mendapatkan ujian yang sangat berat, yakni disuruh menyembelih anak kandungnya (Ismail), maka perintah Tuhan dipatuhinya dan karena itu Allah menggantikannya dengan seekor kambing sehingga anaknya selamat.
  6. Nabi Ibrahim a.s. mempunyai dua orang istri yang saleh dan anak keturunannya pun menjadi anak yang saleh pula, bahkan menjadi rasul.
  7. Nabi Ibrahim a.s. kepada Allah SWT. agar memperlihatkan kepadanya bagaimana Allah menghidupkan kembali makhluk yang telah mati. Permohonan itu bukanlah karena ia kurang percaya kepada Allah, melainkan untuk menambah ketentraman hati dan keyakinannya.
  8. Untuk memperkokoh keimanan dan keyakinan kita terhadap Allah SWT. janganlah segan-segan bertanya dan meminta bimbingan. Wlaupun beliau seorang Nabi dan Rasul Allah, Nabi Ibrahim a.s tetap berusaha untuk memperkokoh keimanan dan keyakinan karena kimanan yang kokoh akan menambah ketentraman batin.
Nah demikian artikel tentang Kisah Nabi Ibrahim AS Lengkap semoga kisah ini bisa memberikan hikmah bagi pembaca nya.
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com